Rabu, 17 Juni 2015

Belajar ngga mesti di sekolah, kampus ataupun perpus, disini juga bisa. Yuuukkk buruan baca...


LISTRIK STATIS


A.    Tujuan Pembelajaran
1.      Mengetahui jenis muatan listrik statis dengan cara menggosok.
2.      Mengetahui bahwa muatan sejenis tolak-menolak dan muatan tak sejenis tarik-menarik.
3.      Menyebutkan hukum kekekalan muatan listrik.
4.      Menjelaskan model atom sederhana
5.      Mengetahui cara memperoleh muatatn listrik pada batang logam netal dengan cara “induksi”

B.     Bahan Ajar

Muatan Listrik
Pernahkah anda terkejut ketika tangan anda menyentuh layar TV? Apakah yang menyebabkan peristiwa sengatan yang kadang-kadang disertai rasa sakit itu? Sengatan itu merupakan akibat yang ditimbulkan oleh listrik statis. Petir yang sering Anda lihat pada saat hari hujan itu juga merupakan contoh peristiwa alam yang disebabkan listrik statis. Apakah listrik statis itu?

v   Terjadinya Listrik Statis
Kata “listrik” dalam bahasa Inggris electric, berasal dari bahasa Yunani elektron, yang berarti “amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu, dan pengetahuan kuno membuktikan bahwa jika anda menggosok batang amber dengan sepotong kain, maka amber menarik potongan daun kecil-kecil atau debu. Batang karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik, jikadigosok dengan sepotong kain juga akan menunjukkan “efek amber” atau listrik statis sebagaimana yang kita sebut sekarang. Barangkali anda telah memiliki pengalaman tentang listrik statis yakni ketika anda menyisir rambut kering, atau ketika menyetrika baju nilon. Pada setiap kasus tadi, suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.
Apakah seluruh muatan listrik sama? Atau mungkinkah terdapat lebih dari satu jenis?

v  Jenis Muatan Listrik
Terdapat dua jenis muatan listrik. Ketika penggaris plastik kedua yang telah dimuati dengan cara yang sama didekatkan pada penggaris plastik pertama, penggaris pertama bergerak menjauhi penggaris kedua. Peristiwa ini ditunjukkan pada Gambar 1a. Ketika batang kaca kedua yang telah dimuati dengan cara yang sama didekatkan pada batang kaca pertama, batang kaca kedua juga bergerak menjauhi batang kaca pertama. Peristiwa ini ditunjukkan pada Gambar 1b. Tetapi, jika batang kaca yang bermuatan didekatkan pada penggaris plastik yang bermuatan,akan didapatkan bahwa keduanya akan saling menarik, Gambar 1c.



Karena itu, muatan pada batang kaca haruslah berbeda dengan muatan pada penggaris plastik. Memang, melalui eksperimen seluruh muatan benda dapat dikategorikan ke dalam dua jenis. Setiap benda bermuatan yang ditarik oleh penggaris plastik, akan ditolak oleh batang kaca, atau setiap benda yang ditolak oleh penggaris plastik, akan ditarik oleh batang kaca. Jadi terdapat dua jenis muatan listrik yaitu, muatan yang ditolak batang kaca bermuatan, dan muatan yang ditarik batang kaca bermuatan.Dua jenis muatan listrik yang ditunjukkan tersebut dinyatakan oleh seorang Amerika, seorang saintis, seorang filosuf yang bernama Benjamin Franklin(1706-1790) sebagai muatan positif dan muatan negatif. Franklin memilih muatan pada batang kaca yang digosok adalah muatan positif, sedangkan muatan pada penggaris plastik yang digosok (atau amber) adalah muatan negatif.

v  Hukum Kekekalan Muatan
Franklin mengusulkan bahwa jumlah muatan yang dihasilkan oleh suatu benda melalui suatu proses penggosokan, adalah sama dengan jumlah muatan positip dan negatip yang dihasilkan. Jumlah bersih muatan yang dihasilkan oleh suatu benda selama proses penggosokan adalah nol. Contoh, ketikapenggaris plastik digosok dengan kain wol, plastik memperoleh muatannegatip dan kain wol memperoleh muatan positip dengan jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut dipisahkan, namun jumlah kedua jenis muatanadalah sama. Ini adalah contoh dari suatu hukum yang berlaku sampaisekarang, yang dikenal dengan nama hukum kekekalan muatan listrik yang berbunyi:

Jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda (penggaris plastik dan kain wol) dalam suatu proses penggosokan adalah nol.

Jika suatu benda atau suatu daerah ruang memperoleh muatan positif, maka akan dihasilkan sejumlah muatan negatif dengan jumlah yang sama pada daerah atau benda di sekitarnya.

v  Muatan Listrik dalam Suatu Atom
Gambar 2 memperlihatkan model atom sederhana, terdiri dari muatan positif di dalam inti, dikelilingi satu atau lebih elektron. Inti berisi protonproton bermuatan positif, dan netron yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya berlawanan. Karena itu atom-atom netral berisi proton-proton dan elektron-elektron dengan jumlah yang sama. Meskipun demikian, suatu atom kadangkadang akan kehilangan satu atau lebih elektron, atau akan memperolehelektron-elektron ekstra. Pada kasus ini, atom akan bermuatan positip atau negatif, dan disebut ion.


Umumnya, ketika benda dimuati melalui gosokan, benda-benda akanmempertahankan muatannya hanya sebentar, kemudian kembali ke keadaan netral. Kemana muatan pergi? Dalam beberapa kasus, hal ini dinetralkan oleh ion-ion bermuatan di udara (misalnya, oleh tumbukan dengan pertikel-partikel bermuatan, yang kita kenal sebagai sinar kosmik dari ruang angkasa yang mencapai bumi). Hal yang penting diketahui, bahwa muatan dapat lepas ke inti air di udara. Ini karena molekul-molekul air adalah polar, meskipun molekul-molekul air tersebut adalah netral, muatan molekul-molekul airtidaklah disalurkan secara seragam sebagaimana diperlihatkan padaGambar 3. Jadi elektron-elektron ekstra pada penggaris plastik, dapat lepaske udara karena ditarik menuju molekul-molekul positip air. Di sisi lain, benda-benda yang dimuati secara positif, dapat dinetralkan oleh hilangnya (berpindahnya) elektron-elektron air dari molekul-molekul udara ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapatberpindah. Pada udara lembab, adalah sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.


v   Cara Memperoleh Muatan Listrik
Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan ditarik menuju logam yang bermuatan positif tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4. Karena sekarang logam kedua tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan positif.


Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara kontak, dan kedua benda tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda yang sama.
Bila benda yang bermuatan positip didekatkan pada batang logam yang netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam tidak meninggalkan batang, namun elektron-elektron tersebut bergerak dalamlogam menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan muatan positip pada ujung yang berlawanan, seperti diperlihatkan pada Gambar 5.




Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang logam. Proses demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak ada muatan yang dihasilkan dalam batang; muatan hanya dipisahkan. Jumlah muatan pada batang logam masih sama dengan nol. Meskipun demikian, jika dipotong menjadi dua bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu bermuatan positip dan yang lain bermuatan negatip.

C.    Kesimpulan
-            Muatan positif adalah muatan yang sejenis dengan muatan yang dimiliki oleh kaca jika digosok dengan kain sutera.
-            Muatan negatif adalah muatan yang sejenis dengan muatan yang dimiliki oleh penggaris plastik jika digosok dengan kain wol.
-            Muatan yang sejenis tolak-menolak dan muatan yang tak sejenis tarik-menarik.
-            Jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda (misalnya, penggaris plastik dan kain wol) dalam suatu proses penggosokan adalah nol.
-            Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif (proton dan netron) dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
-            Mendapatkan muatan pada batang logam netral dengan induksi dapat dilakukan dilakukan dengan cara mendekatkan batanglogam bermuatan pada batang logam netral tersebut.

Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. (1998). Physics. Fifth Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Halliday, D., dan Resnick, R. (1986). Physics. Terjemahan: Pantur Silaban dan Erwin Sucipto, Jakarta : Erlangga.
Paul W. Zitzewitz, et al. (1995). Physics. Teacher Wraparound Edition. New York : Glencoe/McGraw-Hill.

Paul W. Zitzewitz, et al. (1999). Physics. Teacher Wraparound Edition. New York : Glencoe/McGraw-Hill.

Senin, 13 April 2015

Bahan Ajar Menggunakan Simulasi PhET

HUKUM HOOKE

Tujuan:            
1.    Menentukan gaya dan pertambahan panjang pegas.
2.    Menentukan konstanta pegas

Dasar Teori

Hukum Hooke Pada Pegas
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan sutu hukum fisika yang menyangkut pertambahan panjang sebuah benda elastic yang dikenai oleh suatu gaya. Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan yang diberikan pada benda. Secara matematis, Hukum Hooke ini dapat dituliskan sebagai berikut:

F = K . Δx
Dimana:
F                        : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N)
Δx          : Pertambahan panjang pegas (m)
K            : Konstanta Pegas (N/m)


Jika suatu benda elastis diberi gaya maka benda akan mengalami perubahan panjang, jika gaya dihilangkan benda masih dapat kembali ke posisi semula, maka benda berada pada daerah elastis. Batas elastisitas ialah keadaan dimana gaya maksimal yang diberikan pada benda dan benda masih berada pada daerah elastis. Salah satu contoh suatu benda yang elastis yaitu pegas. Pada gambar diatas terdapat tiga buah pegas, dan disediakan beban bermassa 50 gram, 100 gram dan 250 gram. Serta tiga buah beban lain yang berwarna hijau, merah, dan kuning.
Gambar di atas yaitu mengukur panjang mula-mula pegas 1, 2, dan 3 dimana panjang mula-mula pegas 1, 2 dan 3 yaitu 30 cm.  





Setelah diukur panjang pegas 1, 2 dan 3 sebelum diberikan beban,, selanjutnya digantungkan beban untuk pegas 1=50 gram , pegas 2 = 100gram dan pegas 3 = 250 gram. Setelah diberikan gaya atau beban pada pegas seperti gambar di atas, maka panjang pegas akan berubah menjadi bertambah panjang sebesar Δx.


Konstanta pegas merupkan suatu angka tertentu yng menjadi salah satu karakteristik suatu pegas dan dalam satuan SI, konstanta pegas memiliki satuan N/m.
Ketika pegas ditarik atau ditekan, maka pada pegas bekerja gaya F yang menyebabkan pegas tersebut bertambah panjang atau bertambah pendek.


Pertanyaan

1.      Berapakah perubahan panjang pada masing-masing pegas setalah diberikan massa 50 gram, 100 gram dan 250 gram ?
2.      Buatlah grafik pertambahan pegas!
3.      Hitunglah nilai konstanta pada masing-masing pegas tersebut!
4.      Apakah kesimpulan yang dapat anda ambil dari grafik gaya (F) terhadap pertambahan pnjang pegas (Δx)?

REVIEW JURNAL KUANTITATIF

REVIEW JURNAL
Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012
ISSN 1412 - 3617
Judul
PENGARUH MODEL PEMBALAJARAN LANGSUNG (Direct Instruction) MELALUI MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP
MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA
SISWA DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU

Penulis:
Indra Sakti
Yuniar Mega Puspasari
Eko Risdianto

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu

Mahasiswa:

NAMA                        :           NONI KHAIRANI
NIM                            :           321200014
PRODI/KELAS           :           P.FISIKA / A PAGI

Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP - PGRI PONTIANAK
A.    Pendahuluan
Pada bagian ini menjelaskan hal-hal yang menyangkut yang mengenai pengaruh model pembelajaran langsung melalui media animasi berbasis macromedia flash terhadap minat belajar dan pemahaman konsep fisika siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Berdasarkan beberapa pertanyaan terhadap 40 orang siswa, hanya 2 orang siswa kelas XI IPA yang menyatakan dirinya menyukai dan berminat belajar fisika, selebihnya masih cendrung tidak berminat dengan mata pelajaran Fisika. Demikian pula halnya pada kemampuan prestasi belajar siswa yang tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari nilai ujian semester,hanya 50% saja yang mencapai KKM.
Melihat kenyataan masalah yang didapat maka dapat dipaparkan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan minat belajar siswa dan pemahaman konsep siswa yang kurang dikarenakan para pengajar masih menggunakan metode konvensional yang membuat siswa tidak termotivasi, maka solusi yang dapat diambil adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang dapar membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Salah satu media animasi yang dapar digunakan sebagai media pembelajaran yaitu media animasi berbasis Macromedia Flash.
Tujuan jurnal penelitian ini yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media animasi berbasi Macromedia Flash terhadap minat belajar dan pengaruh penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika siswa di SMA PLUS 7 Kota Bengkulu.

B.     Metode Penelitian
Dalam jurnal penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasy experiment). Peneliti mengambil penelitian tersebut di SMA Plus Negeri 7 kota Bengkulu, waktu pelaksanaan pada tanggal 20 Februari 2012vsampai dengan tanggal 15 Maret 2012 di kelas XI Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 dengan materi Fluida Statis. Populasi dalam jurnal penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PLUS Negeri 7 kota Bengkulu. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik sampling tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas control.  Variabel bebas (X) dalam jurnal penelitian ini yaitu Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Berbasis Macro Media Flash. Veriabel terikat (Y1) dalam jurnal penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap fisika dan variable terikat (Y2) dalam jurnal penelitian ini adalah pemahaman konsep fisika siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent control group design.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket minat belajar siswa. Tes pemahaman konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Angket minat belajar siswa diberikan sesuai dengan materi fluida statis.  Teknik analisis data dalam jurnal penelitian ini adalah uji deskriptif dan uji inferensial. Untuk menguji hipotesis dalam jurnal peneitian ini menggunakan uji t dan ANAVA untuk mengetahui signifikan dan linearitas data dan untuk menggunakan berapa besar pengaruh penggunaan model ini yaitu korelasi sederhana.

C.    Hasil dan Pembahasan
Hasil dari analisis jurnal ilmiah yaitu setiap pertemuan siswa diberikan pretest untuk melihat kemampan awal siswa sebelum mengikuti pembelajran, pada akhir pembelajaran siswa diberikan posttest untukmengetahui pemahaman konsep fisika siswa setelah pembelajaran. Setelah mendapatkan data nilai pretest dan posttest maka diolah dengan menggunakan N-gain. Data minat belajar diperoleh dari angket minat yang diberikan di awal dan di akhir pembelajaran untuk melihat minat awal, minat khir dan N-gain.. selanjutnya dilakukan uji normalitas di kelas eksperimen dan kelas control untuk pretest dan posttest dimana data pretest dan posttest kelas eksperimen dan control berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Fhitung varian, dari hasil perhitngan dalam jurnal penelitian ini bahwa varian data minat awal belajar kedua kelas homogeny. Hasil perhitungan uji homogenitas perhitungan varian data minat akhir belajar kedua kelas juga homogeny. Jadi hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data N-gain kedua kelas homogen.
Kemudian dilakukan uji t dan regresi untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan ANAVA. Berdasarkan hasil pretest yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara prestest kelas eksperimen dan control, berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan persamaan regresi tidak signifikan di tolak. Selanjutnya berdasarkan pengujian pengujian linearitas, maka hipotesis menyatakan baha regresi linear dapat diterima. Uji signifikan koofisien korelasi menunjukkan korelasi signifikan.
Pengujian perbedaan skor rata-rata minat belajar siswa dengan uji-t dua sampel independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar siswa kedua kelas tersebut dimana diperoleh thitung 12,269 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%.
Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai skor rata-rata pemahaman konsep fisika akhir (posttest) yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor thitunini jatuh pada daerah penolakan hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan, kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran  secara konvensional.



D.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data jurnal penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap minat belajar siswa di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu yang ditunjukkan dengan t hitung 4,087 > ttabe1,998 untuk taraf signifikan 95% dan terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika siswa di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu  yang ditunjukkan dengan thitung  12,259 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%.